Senin, 25 Agustus 2008

Evaluasi Kinerja

EVALUASI KINERJA : MENARIK TETAPI TERBATAS
Turban (1996) mengatakan bahwa evaluasi kinerja berhubungan dengan seberapa efektif dan efisien operasi sistem informasi. Suatu pemeriksaan kinerja, mengumpulkan, dan mengevaluasi informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini, antara lain :
1. Apakah cukup tersedia pelatihan bagi pengguna sistem informasi?
2. Apakah metodologi dan teknologi terbaik telah digunakan?
3. Apakah sumber daya telah dimanfaatkan dengan optimal?
4. Apakah ada perencanaan sistem informasi?
5. Apakah pengguna terpuaskan dengan layanan atau jasa sistem informasi?

Banyak penelitian tentang pengukuran kinerja, antara lain penelitian tentang pengukuran hasil pada tingkat perusahaan, yaitu melalui earnings growth, rate of return, return on assets, net protit margin, dan earnings on sales. Tetapi pendekatan tersebut mempunyai banyak keterbatasan. Variabel-variabel tersebut masih terlalu umum dan tidak sensitif terhadap dampaknya pada aplikasi sistem informasi. Selain itu, pendekatan tersebut tidak mencukupi dan tidak cocok untuk beberapa kasus. Lebih jauh lagi semua pengukuran tersebut sangat sedikit membantu menjelaskan bagaimana sistem informasi mempengaruhi keunggulan kompetitif perusahaan Anda. Seperti dikatakan Sethi dan King (1994) bahwa pengukuran dengan variabel-variabel tersebut penerapannya sempit dan kurang dapat untuk generalisasi, terutama kaitannya dengan kinerja sistem informasi.

Perspektif Alternatif Evaluasi SIstem Informasi

Evaluasi memberikan feedback yang diperlukan untuk menilai suatu sistem dan dampaknya pada pengguna dan bisnis Anda. Feedback memberikan informasi kepada Anda tentang berbagai penyesuaian yang diperlukan pada sistem informasi yang ada dan penyesuaian yang diperlukan untuk kemungkinan pengembangan sistem informasi pada masa depan. Sistem informasi memang seharusnya dievaluasi seperti fungsi organisasi yang lain.
Menurut Turban (1996) terdapat tiga dimensi dasar untuk mengevaluasi sistem informasi. Pertama adalah evaluasi proses pengembangan, yaitu apakah sistem informasi di perusahaan Anda telah dikembangkan dengan tepat. Kedua, evaluasi tentang berbagai informasi yang disediakan. Dan ketiga adalah evaluasi kinerja sistem informasi. Mari kita membahas secara lebih mendetail tentang tiga dimensi dasar evaluasi sistem informasi ini.
TAHAP AWAL: EVALUASI PENGEMBANGAN
Evaluasi proses pengembangan terutama berkaitan dengan apakah sistem telah dikembangkan sesuai dengan perencanaan dan anggaran. Sistem informasi yang dikembangkan sesuai perencanaan dan sesuai dalam anggaran yang ditetapkan tidak banyak ditemui. Perusahaan jarang bahkan tidak pernah melakukannya. Banyak sistem informasi yang dikembangkan tanpa perencanaan dan anggaran yang jelas. Turban (1996) menemukan dalam suatu survei bahwa 75% dari 261 perusahaan di Amerika Serikat yang mengembangkan sistem informasi tidak melakukan evaluasi. Tidak ada pengukuran terhadap apa yang telah mereka lakukan dan tidak tahu kapan serta dimana mereka melakukan kesalahan. Dengan penemuan baru, pengembangan sistem informasi tradisional, peningkatan pengalaman, dan pemahaman yang lebih baik atas pengembangan sistem oleh manajer dan pengembang sistem telah menghasilkan tekanan yang lebih besar pada pengendalian dan perencanaan sistem informasi. Sehingga pengembangan sistem informasi terus berlanjut. Namun evaluasi ini baru sebatas pada proses pengembangannya dan belum menyentuh inti permasalahan penggunaan sistem dan kebutuhan pengguna akan informasi itu sendiri.

MASIH PERMULAAN: EVALUASI INFORMASI
Suatu sistem informasi yang baik adalah yang dapat menyediakan dengan tepat perhitungan yang benar, pemrosesan transaksi dengan efisien, dan laporan yang tepat waktu. Masih menurut Turban (1996), suatu sistem yang dapat berfungsi dengan baik tetapi tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan bukanlah sistem yang tepat. Suatu sistem harus dievaluasi pada tingkatan mana informasi tersebut memenuhi atau tidak kebutuhan pada proses pembuatan keputusan perusahaan. Inilah salah satu faktor penting sistem informasi dalam melipatgandakan keuntungan bisnis Anda.
Kemampuan sistem menghasilkan informasi dapat dievaluasi melalui kepuasan pengguna. Semakin memberikan kepuasan yang besar yaitu kemampuan sistem menyediakan informasi yang dibutuhkan pengguna, maka semakin baik kinerja sistem tersebut. Kepuasan dengan sistem informasi yang ada berkorelasi positif dengan kemampuan sistem memenuhi kebutuhan untuk pembuatan keputusan (Turban, 1996). Kemampuan sistem untuk menyediakan informasi ini dapat dievaluasi dengan menggunakan model UDMISS (DeLone dan McLean, 2003).

Jumat, 15 Agustus 2008

Evaluasi Sistem Informasi: Penting Gak Seh....

EVALUASI SISTEM INFORMASI: PENTING ATAU TIDAK?
Evaluasi sistem informasi membutuhkan integritas dan komitmen manajemen dan pemegang saham. Beberapa hal penting Anda cermati berkaitan dengan penting tidaknya evaluasi sistem informasi. Pertama, perlu disadari bahwa perusahaan Anda telah melakukan investasi pada sistem informasi. Sistem informasi dianggap sebagai investasi bukan biaya. Oleh karena itu, sistem informasi yang digunakan harus dapat memberikan imbal-balik atas investasi Anda tersebut. Sistem informasi tersebut harus dapat menghemat waktu, biaya dan sumberdaya lainnya serta mendukung pengambilan keputusan dengan tepat. Sebagaimana lazim diketahui bahwa sistem informasi selain terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras juga manusia pengguna sistem tersebut, maka kesuksesan sistem informasi tak lepas dari kapasitas dan kemampuan pengguna serta kepuasan pengguna dalam berinteraksi dengan sistem informasi yang digunakan.
Evaluasi sistem informasi bermanfaat sebagai masukan bagi manajemen perusahaan Anda tentang seberapa besar kontribusinya bagi perusahaan. Selain itu, dapat meningkatkan sistem informasi yang digunakan bagi tujuan strategis perusahaan. Terakhir, dapat meraih keunggulan kompetitif dengan pemanfaatan sistem informasi yang lebih luas.

Sistem Informasi dalam Perspektif

Sistem informasi adalah sekelompok manusia, software, hardware, prosedur, dokumentasi, masukan, dan keluaran yang digunakan untuk mengelola data bisnis. Sistem informasi juga merupakan paket lengkap dari komponen-komponen pembangunya dan hubungan diantara komponen itu (Martin, 1991). Selaras dengan itu, Jogiyanto (2005) mengemukakan enam komponen sistem informasi, yaitu:
1. Masukan,
2. Model,
3. Keluaran,
4. Database,
5. Teknologi dan
6. Pengendalian.
Sistem informasi secara teknis diartikan sebagai sekumpulan komponen yang bekerja sama dalam pengumpulan, penyimpanan, penyebaran informasi untuk mendukung pembuatan keputusan, koordinasi, operasi bisnis, analisis, dan penampilan objek dalam perusahaan (Laudon & Laudon, 1999). Sistem informasi mengandung informasi tentang sumberdaya manusia, tempat, dan segala sesuatu dalam perusahaan. Menurut Whitten dkk (1994), sistem informasi berarti pengaturan, orang, aktivitas, data, jaringan dan teknologi terintegrasi untuk mendukung dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam perusahaan. Oleh karena itu, sistem informasi adalah sekelompok komponen yang terintegrasi atau prosedur yang bekerja sama untuk membentuk sistem informasi dalam pengumpulan, penyimpanan, penyebaran informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, operasi bisnis, analisis dan penampilan objek dalam perusahaan.

Information on Way

Setelah Anda memahami tentang apakah suatu sistem itu, maka tahap selanjutnya adalah pemahaman tentang informasi. Informasi adalah sekumpulan data yang telah diubah menjadi bentuk yang berguna untuk pengguna yang memberikan nilai atau pengetahuan sesuai dengan kondisi yang ada (Senn, 1990). Sedangkan data adalah kumpulan dari fakta-fakta yang belum diatur dan dikelola. Dan data dapat digunakan untuk menghasilkan informasi (Whitten dkk, 1994).
Informasi dapat terdiri dari atribut-atribut, baik sebagai atribut mandiri maupun sebagai sekumpulan informasi. Atribut informasi adalah karakteristik yang berarti bagi pengguna, yang mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Akurat,
2. Berbentuk kualitatif,
3. Berbentuk kualitatif,
4. Berupa grafik, angka, atau ringkasan,
5. Banyaknya pemrosesan informasi,
6. Seberapa luas cakupan informasi , dan
7. Waktu dibutuhkan untuk mengakses informasi itu.
Senn (1990) dan Jogiyanto (2005) menekankan bahwa informasi harus mengandung tiga pilar utama, yaitu:
1. Relevansi,
2. Waktu, dan
3. Akurasi.

Systems on Track

Sistem dapat didefinisikan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan komponen dan pendekatan prosedur. Pendekatan komponen berkaitan dengan interkoneksi komponen-komponen atau fungsi-fungsi sistem yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Walaupun komponen-komponen itu dirancang dengan baik, efektif, dan terbaru, namun sistem tidak dapat berjalan lancar jika tiap komponen tidak bekerja sama. Contohnya sistem penglihatan pada manusia. Komponen-komponen pembentuknya adalah bola mata, retina, lensa mata, urat syaraf mata, dan sebagainya. Bila salah satu komponen tersebut tidak berfungsi maka sistem penglihatan tidak akan berjalan. Maka akan timbul mata minus, positif, silinder, katarak, dan sebagainya.
Suatu sistem bisnis mempunyai tiga komponen utama, yaitu masukan, proses dan keluaran. Masukan adalah aktivitas mengambil data ke dalam sistem untuk selanjutnya diproses. Sedangkan keluaran adalah aktivitas menampilkan data masukan yang telah diproses sesuai dengan tujuan akhirnya.
Sedangkan menurut Martin (1999) seorang pakar sistem informasi di Amerika Serikat dan Jogiyanto (2005) seorang pakar sistem informasi di Indonesia, sistem adalah sekumpulan prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Sehingga, sistem dengan pengertian tersebut sering dikenal sebagai sistem dengan pendekatan prosedur.

Teori or No Teori

Teori? Untuk apa teori? Saya butuh implementasi nyata, bukan teori. Teori hanya ada di bangku kuliah untuk mahasiswa. Saya lebih mempercayai praktik dan kiat-kiat dari pebisnis sukses bukan dari peneliti atau konsultan yang hanya duduk dibelakang meja.
Apakah Anda berpikir seperti itu? Anda tidak salah dengan pemikiran itu. Namun, coba Anda berhenti sejenak dengan pemikiran itu dan menenangkan hati. Gali lebih dalam pikiran Anda. Mari dengan tenang resapi makna teori.
Coba Anda buka beberapa website perusahaan terkemuka. Atau cari nama perusahaan yang Anda kenal di search engine, seperti Google atau Yahoo!. Anda masuk ke website perusahaan itu dan cari bagian yang berisi top eksekutif. Anda akan temukan para top eksekutif itu bergelar doktor atau master. Coba Anda perhatikan juga beberapa menteri kita juga mempunyai gelar doktor atau master.
Anda mungkin berpikir mereka bergelar doktor atau master tidak ada kaitannya dengan teori. Namun, kembali kita ke hati yang jernih. Mereka belajar di bangku kuliah hingga gelar doktor tidak lain adalah untuk memperkuat teori mereka yang nantinya untuk dipadukan dengan implementasi di bisnisnya.
Tidak ada yang salah dengan teori. Hanya saja penerapannya yang tidak semestinya atau tidak tepat. Atau teori itu tidak teruji dengan baik secara ilmiah maupun praktis. Jangan Anda menerapkan teori evaluasi sistem informasi pada sebuah warung pecel. Walaupun mungkin bisa tetapi membutuhkan energi dan biaya yang tidak sepadan.
Nah, mari kita diskusikan beberapa teori yang berkaitan dengan sistem informasi. Pemahaman dasar ini akan memperkaya pengetahuan Anda sehingga dapat melihat gambaran utuh dalam melakukan evaluasi sistem informasi di perusahaan Anda. Cakrawala bisnis Anda akan semakin kaya dengan pemahaman ini. Sehingga, Anda menjalankan bisnis dengan teratur dan mempunyai pedoman dan arah yang jelas.

Bisnis dan Sistem Informasi 2

Nah, disinilah evaluasi sistem informasi berperan. Sistem informasi harus dievaluasi tentang manfaat dan kegunaannya pada bisnis Anda. Mengapa demikian? Sudah banyak perusahaan yang mengembangkan atau membeli sistem informasi dengan harga, tenaga dan waktu yang tidak sedikit dan tidak sesuai dengan kebutuhan bisnis maupun penggunanya sebagai pelaku bisnis.
Disinilah persimpangannya. Seolah bisnis Anda seharusnya bergerak lurus dan dengan kecepatan tinggi karena didukung oleh sistem informasi yang efektif, namun sebaliknya menjadi bergerak berkelok-kelok dan lambat karena pengguna tidak mau atau setengah-setengah menggunakan sistem informasi itu.
Pengguna dapat melakukan evaluasi sistem informasi. Itu adalah konsep utama yang harus Anda percayai. Pengguna merupakan pilar utama kesuksesan penggunaan sistem informasi. Anda mungkin bertanya bagaimana melakukan evaluasi sistem informasi pada bisnis? Para manajer bisnis Anda menggunakan sistem informasi untuk apa saja? Untuk jawaban pertanyaan itulah buku ini membahas tentang evaluasi sistem informasi. Anda akan ditunjukkan bagaimana melakukan evaluasi sistem informasi berdasarkan model UDMISS yang terdiri dari evaluasi kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan, penggunaan, kepuasan pengguna, dan manfaat. Selain itu, Anda dapat pula mengidentifikasi penggunaan sistem informasi dalam bisnis Anda. Apakah digunakan sepenuhnya untuk operasional bisnis atau tidak? Apakah sistem informasi bisnis Anda optimal atau tidak? Mari kita bahas secara menyeluruh dalam bab-bab selanjutnya.

Bisnis dan Sistem Informasi 1

Para manajer perusahaan mengolah bisnis Anda sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan pasar. Tentu inilah yang Anda harapkan. Mereka menggunakan sistem informasi dalam operasional bisnis sehari-hari. Mereka juga berpendapat bahwa sistem informasi mampu menghemat waktu kerja, biaya, dan sumberdaya serta untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam pengambilan keputusan bisnis. Pendeknya, mereka yakin sistem informasi dapat mempermudah pekerjaan mereka sekaligus memberikan keuntungan berlipat pada Anda.
Tujuan ini menarik, namun apakah Anda yakin akan hal itu? Apa bukti bahwa sistem informasi memang memberikan kontribusi seperti itu? Mungkin para manajer Anda mengatakan bahwa setelah menggunakan sistem informasi baru, penjualan meningkat dan demikian pula dengan laba bersih perusahaan. Biaya-biaya menjadi lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Nanti dulu, jangan terburu-buru mengambil kesimpulan bahwa semua itu disebabkan karena implementasi sistem informasi baru. Apakah bukan karena kondisi ekonomi yang membaik? Apakah bukan karena menemukan pemasok baru yang lebih kompetitif? Apakah karena produk Anda diminati karena produk lain telah hilang atau menurun produksinya? Atau justru sebaliknya. Para manajer menyalahkan sistem informasi sehingga menyebabkan kinerja mereka menjadi turun karena harus beradaptasi dengan sistem baru itu. Anda membutuhkan suatu alat evaluasi yang memberikan informasi langsung atas kinerja dan manfaat sistem informasi bisnis Anda.

Ada Apa antara Anda dengan Sistem Informasi 2

Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita kembali meneropong bisnis yang Anda tekuni. Bisnis Anda, jika menggunakan sistem informasi maka setidaknya melibatkan tiga komponen utama, yaitu Manusia, hardware dan software. Apa kaitannya ketiga komponen ini dengan evaluasi sistem informasi? Hardware akan berkaitan dengan riset arsitektur hardware, sedangkan software akan terkait dengan riset pemrograman database. Dan manusia berkaitan dengan riset pengguna dan sistem informasi. Hal terakhir inilah yang akan menjadi fokus pembahasan dalam buku ini. Mengapa berfokus pada manusia? Jawabannya tidak lain bahwa manusia adalah inti dari semua bisnis yang Anda tekuni walaupun hanya membutuhkan seorang saja. Dari bisnis tradisional seperti jaringan ritel Indomaret, kios batik di pasar Klewer Solo, hingga bisnis berbasis Internet dan e-commerce seperti e-Bay, Google, Yahoo!, semuanya membutuhkan manusia untuk menjalankan bisnis itu.
Tidak jauh beda di Amerika Serikat, Martin pada tahun 1994 mengungkapkan bahwa perusahaan dan para manajernya perlu melakukan evaluasi atas kontribusi sistem informasi pada kesuksesan bisnis dan hingga pada tingkatan mana membantu mencapai posisi kompetitif bisnis itu sendiri. Hal yang sama diungkapkan pula oleh Sethi dan King, peneliti terkemuka dalam bidang sistem informasi di Amerika Serikat pada tahun 1994. Sedangkan Morris dan Dillon pada tahun 1997 mengemukakan pentingnya pengukuran kesuksesan sistem informasi atas investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Dari pengukuran dan metode evaluasi yang ada, DeLone and McLean pada tahun 1992 menyajikan sebuah model untuk mengukur kesuksesan sistem informasi yang terkenal dengan sebutan Model DeLone and McLean Information Systems Success (DMISS). Model evaluasi ini mencoba membawa kehadapan kita suatu struktur variabel-variabel kesuksesan sistem informasi dan dasar bagi kita untuk menyederhanakan proses evaluasi sistem informasi. Sudah lebih dari 300 artikel dan jurnal yang mereferensikan dan menggunakan model ini dalam penelitian mereka. Kepopuleran inilah menjadi bukti bahwa model DMISS adalah model dasar yang layak digunakan sebagai model evaluasi sistem informasi. Hingga pada tahun 2003, DeLone and McLean melakukan revisi model tersebut untuk disesuaikan dengan perkembangan lingkungan bisnis dan kemajuan teknologi yang disebut sebagai Model Updated DeLone and McLean Information Systems Success (UDMISS). Karena kepopuleran dan bersifat komprehensif layaknya model UDMISS ini digunakan sebagai model untuk melakukan evaluasi sistem informasi bisnis. Oleh karena itu, kita akan menggunakan model UDMISS ini sebagai dasar evaluasi sistem informasi bisnis Anda.
Nah, buku ini akan difokuskan pada evaluasi sistem informasi dari sisi pengguna dengan menggunakan model UDMISS tersebut. Informasi yang dihasilkan dari evaluasi sistem informasi yang dibahas dapat digunakan sebagai pedoman pengambilan keputusan bisnis Anda dalam bentuk rekomendasi manajemen untuk peningkatan sistem informasi yang ada.

Ada antara Anda Sistem Informasi 1

Kita semua, termasuk Anda pasti mempunyai ketertarikan atau setidaknya memperhatikan permasalahan seluk-beluk sistem informasi. Jika tidak maka Anda tidak akan membaca buku ini. Demikian juga para praktisi dan peneliti mempunyai ketertarikan dan pemahaman besar terhadap permasalahan sistem informasi. Pertanyaan yang selalu membayangi mereka adalah “Mengapa banyak pengguna tidak mau menggunakan komputer atau sistem informasi yang dibangun perusahaan untuk membantu mereka meningatkan atau bahkan mengembangkan kinerjanya?” Oleh karena itu, para peneliti sistem informasi merancang, mengembangkan, mengevaluasi dan memperkirakan bagaimana respon pengguna atas penerapan teknologi baru di ruang lingkup kerja mereka (Gould, Boies, dan Lewis, 1991).

Meskipun masih sering diperdebatkan, perancangan dan evaluasi adalah isu yang terpisah dan terdapat banyak pertanyaan, seperti dinyatakan oleh Dillon pada tahun 1994. Bagaimana mengimplementasikan hasil evaluasi menjadi bentuk interface sistem informasi? Para analis perancangan sistem bekerja keras untuk menjawab pertanyaan ini. Mereka berupaya mengubah paradigma “dapatkah Anda menggunakan suatu sistem” menjadi “akankah Anda menggunakan suatu sistem”. Tentu saja sistem yang dimaksud adalah sistem informasi bisnis di perusahaan Anda.

Anda; baik sebagai pemilik perusahaan, perancang sistem informasi, maupun pengguna sistem informasi, harus menetapkan keyakinan diri bahwa sistem informasi merupakan alat bantu yang dapat dieksploitasi secara maksimal dalam operasional maupun pendukung keputusan bisnis Anda. Keyakinan ini merupakan inti dari kemauan atau political will yang akan bermanfaat bagi kemulusan penerapan sistem informasi khususnya bagi pengguna sistem informasi di perusahaan Anda ketika hal ini dikomunikasikan kepada mereka. Dapat dikatakan bahwa keyakinan Anda sebagai pemilik atau pengendali perusahaan merupakan spirit implementasi sistem informasi itu sendiri.

Tentu saja Anda sudah memahami dengan baik bahwa perubahan situasi dan kondisi bisnis akhir-akhir ini adalah konstan dan terus-menerus. Artinya, dunia bisnis yang Anda hadapi mengalami kepastian perubahan dan jangan berharap adanya status quo. Begitu pula dengan perubahan kemajuan teknologi dan sistem informasi. Perubahan-perubahan tersebut tentu harus direspon positif untuk kemajuan bisnis Anda.

Sudah menjadi hal wajar, Anda akan menilai suatu bisnis yang Anda tekuni lama maupun investasi baru Anda dengan berbagai alat finansial. Anda melakukan perhitungan net present value, internal rate of return, cash flow analysis, price earning ratio, dan sebagainya. Hasilnya, apakah bisnis Anda memberi laba atau tidak, apakah investasi yang ditawarkan menguntungkan, atau sebaliknya.

Begitu pula dengan sistem informasi. Anda mengeluarkan dana untuk sebuah sistem informasi yang tidak murah. Relakah Anda jika dana itu sia-sia? Relakah sistem informasi yang Anda bangun tidak digunakan dan akhirnya mirip seperti mobil rongsokan? Relakah Anda justru mengalami kerugian karena membangun sistem informasi? Jika jawaban Anda adalah ya, maka jangan teruskan membaca buku ini. Namun, jika Anda menjawab TIDAK, maka Anda akan penasaran hingga membaca tuntas buku ini dan menemukan manfaatnya.

Permasalahan yang sering muncul dalam investasi pada sistem informasi tidak serumit yang diperkirakan tetapi juga jangan diremehkan. Jika Anda menghadapi permasalahan tersebut, Anda tidak sendirian. Sudah banyak perusahaan menginvestasikan dananya untuk sistem informasi. Seberapa besar nilai investasi itu? Bagaimana kita menilainya? Apa manfaat yang didapatkan dari sistem informasi itu? Itulah sedikit contoh permasalahan yang timbul.

Setidaknya, ada dua alasan utama mengapa evaluasi investasi pada sistem informasi menjadi penting. Pertama, Anda telah mengalokasikan sumberdaya yang besar untuk investasi pada sistem informasi. Senada dengan itu, Willcocks pada tahun 1996 mengemukakan bahwa perusahaan publik di Inggris pada tahun 1995 menghabiskan anggaran 33,6 milyar poundsterling dan diperkirakan meningkat sebesar 8,2%, 7%, dan 6,2% pada tahun-tahun berikutnya. Angka tersebut adalah rata-rata 2% dari nilai turnover-nya. Bahkan bila dibandingkan dengan pembelanjaan di Amerika Serikat yaitu 2,7% dari nilai turnover-nya dibelanjakan untuk investasi pada teknologi informasi atau sistem informasi. Hal yang sama diungkapkan oleh Maglitta dan Sullivan-Trainor pada tahun 1991. Willcock, Maglitta, Sullivan dan Trainor adalah para peneliti dan pemerhati sistem informasi terkemuka yang telah sering mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal-jurnal internasional dan menjadi acuan pula bagi praktisi disana.

Bersamaan dengan meningkatnya pembelanjaan pada sistem informasi dan iklim kompetitif serta ekonomi global yang kita hadapi saat ini, perhatian bisnis telah dipusatkan pada pengukuran keefektifan sistem informasi, justifikasi biaya dan pengendalian biaya. Antara tahun 1984 hingga 1997, permasalahan tersebut menjadi pusat perhatian utama diantara studi-studi berkaitan dengan sistem informasi di Amerika, Inggris, Teluk, dan China termasuk studi tentang evaluasi sistem informasi (Dickson dan Nechis, 1984; Niederman dkk., 1991; Badri, 1992; Clark, 1992; Price Waterhouse, 1992; Galliers, 1993; Wang dan Turban, 1994; Pollard dan Hayne, 1996; serta Pervan, 1997).

Dilain pihak, jika Anda mendengar kata evaluasi maka dalam pikiran Anda akan menghadapi semacam ujian-ujian atau tes-tes yang rumit. Dan hasilnya adalah baik atau buruk, lulus atau gagal, dan sebagainya. Anda tidak salah, hanya saja evaluasi sistem informasi bukan berupa tes baik dan buruk, salah dan benar, atau lulus dan gagal. Evaluasi sistem informasi lebih cenderung semacam riset atas sistem informasi yang digunakan di perusahaan Anda. Riset ini dapat bermacam-macam, dari segi rancangan pemrograman sistem informasi, riset arsitektur database, arsitektur hardware, dan riset pengguna, dan sebagainya.